Semar99: Persaingan EWallet di Indonesia

Price Group, mesin pencari produk e-commerce yang berbasis di Malaysia, bekerja sama dengan App Annie, sebuah perusahaan data market, untuk merangkum update aplikasi e-wallet di Indonesia dari Q2 2019 hingga 2020.

Pemain lokal mendominasi kompetisi e-wallet di Indonesia. Hal ini dapat dikaitkan dengan promosi dan campaign, serta dukungan pemerintah Indonesia untuk menjadi cashless society.

GOPAY, OVO, Dana, dan LinkAja adalah empat e-wallet teratas dengan jumlah unduhan terbanyak dan jumlah monthly active user (MAU) tertinggi selama periode Q2 2019 hingga Q2 2020.

Sejalan dengan data MAU tertinggi, Ipsos perusahaan riset pasar juga melakukan penelitian tentang popularitas pemain e-wallet di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58% responden memilih GOPAY sebagai e-wallet yang paling familiar, diikuti oleh OVO (29%), DANA (9%), dan LinkAja (4%).

Selanjutnya, Go Mobile by CIMB, i.saku, JakOne Mobile- Bank DKI, Doku, Sakuku, dan Paytren menduduki peringkat ke-6 hingga ke-10 e-wallet dengan MAU tertinggi pada Q2 2020.

GOPAY menempati posisi teratas dengan jumlah MAU tertinggi dari Q2 2019 hingga Q2 2020. Meskipun data yang tersedia adalah akumulasi dari pengguna aplikasi, jumlah unduhannya juga menduduki puncak platform Android dan iOS.

Pengguna e-wallet pertama kali sering memilih GOPAY sebagai pilihan pertama mereka (60% responden). Selain itu, GOPAY juga memiliki jumlah pengguna organik terbanyak (54%) meski tidak menawarkan promo atau cashback kepada penggunanya.

OVO dan Dana secara konsisten berada di peringkat 3 e-wallet teratas dengan MAU tertinggi. Kedua e-wallet ini merupakan e-wallet nonpemerintah yang menyediakan layanan keuangan yang berfokus pada transaksi dan transfer dana.

Selama Q2 2019 hingga Q2 2020, OVO menduduki peringkat kedua dengan MAU terbanyak per kuartal, disusul Dana yang juga berhasil secara konsisten menempati peringkat ketiga di periode yang sama.

Sebagai satu-satunya e-wallet milik BUMN (Badan Usaha Milik Negara), LinkAja memiliki peringkat statis dari Q2 2019 hingga Q2 2020, baik untuk MAU maupun total download aplikasi di Android dan iOS.

JakOne Mobile Bank DKI adalah e-wallet berbasis bank dan dapat digunakan baik oleh nasabah lama maupun calon nasabah Bank DKI.

Adanya kebijakan bantuan pemerintah memengaruhi peringkat MAU JakOne Mobile. Pada Q1 2020, JakOne Mobile menduduki peringkat kesembilan, namun pada Q2 2020, naik empat peringkat, memposisikannya sebagai e-wallet kelima dengan MAU terbanyak. Untuk total unduhan aplikasi, peringkatnya juga meningkat, dari kesembilan menjadi ketujuh. Kenaikan peringkat tersebut tak lepas dari rekomendasi Pemprov DKI Jakarta menggunakan aplikasi JakOne Mobile untuk memantau penerimaan dana bantuan pemerintah.

Di Indonesia, 47% pengguna e-wallet memiliki tiga atau lebih e-wallet di smartphone mereka. Menurut penelitian dari Ipsos, 28% di antara 1.000 responden menggunakan dua e-wallet untuk berbelanja dan hanya 21% yang hanya memiliki satu e-wallet di smartphone mereka.

E-wallet sebagai alternatif pembayaran online dibuktikan dengan peningkatan jumlah transaksi nontunai. Berdasarkan data yang dikumpulkan iPrice dan Jakpat, 26% dari 1.000 responden menyatakan memilih menggunakan e-wallet atau e-money sebagai metode pembayaran saat berbelanja online. Ini akan memberi banyak ruang bagi e-wallet di Indonesia untuk berkembang lebih jauh.

E-wallet kini mampu memberikan kemudahan dalam bertransaksi baik online maupun offline hanya melalui satu platform di Indonesia.

Dari hasil survei terbaru, iPrice juga menemukan bahwa hanya 3% responden yang menggunakan kartu debit sebagai metode pembayaran saat berbelanja online dan hanya 2% responden yang menggunakan kartu kredit.